PLN IP Percepat Pembangunan PLTS 500 MW dengan Mitra Lokal dan Internasional

Rabu, 03 Juli 2024 | 18:13:40 WIB

JAKARTA - PLN Indonesia Power (PLN IP) sedang mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 500 megawatt (MW). Proyek ini adalah bagian dari inisiatif Hijaunesia 2023. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa pembangunan PLTS dengan total kapasitas 500 MW ini akan dilakukan di lima lokasi. Proses pembangunan hingga beroperasi (commercial operation date/COD) ditargetkan lebih cepat dibandingkan proyek sebelumnya.

Menurut Edwin, pembangunan PLTS ini dilakukan secara paralel dengan pra-seleksi mitra, termasuk kontraktor EPC, pemilihan pemberi pinjaman, dan proses perizinan. Ia menambahkan bahwa proyek ini menarik minat banyak calon mitra dan kontraktor EPC, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Terdapat 33 peserta yang lolos tahap request for quotation (RFQ) dan saat ini proses tender telah memasuki tahap evaluasi sampul 1. "Para calon mitra yang tertarik mengembangkan proyek PLTS 500 MW ini berasal dari dalam negeri hingga Eropa, menunjukkan bahwa proyek energi terbarukan kami menarik," ujarnya.

Edwin juga menyebutkan bahwa dalam memilih calon mitra, perusahaan mengutamakan pemenuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sesuai regulasi yang berlaku. Dengan penerapan TKDN ini, diharapkan proyek yang dilaksanakan oleh PLN dapat menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi industri dalam negeri. Lebih lanjut, Edwin menjelaskan bahwa pembangunan PLTS ini merupakan bagian dari proyek Hijaunesia 2023 dan komitmen PLN dalam mengembangkan energi baru terbarukan serta mengurangi emisi. Hingga tahun 2028, PLN Indonesia Power menargetkan pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga 2,78 GW yang akan berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 sebesar 2 juta ton.

"Proyek Hijaunesia 2023 ini juga merupakan bentuk komitmen dan implementasi PLN melalui PLN Indonesia Power dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social and governance)," tutupnya.

Terkini