Membangun Masa Depan Hijau: PLN Indonesia Power dan Cofiring Biomassa

Selasa, 30 April 2024 | 01:16:49 WIB

Jakarta, PLN Indonesia Power (PLN IP) telah berhasil mengurangi 555.339 ton emisi karbon (CO2) pada tahun 2023 dengan mengganti penggunaan batu bara dengan biomassa (cofiring) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk mendukung transisi energi yang diinginkan pemerintah.

Menurut Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, perusahaan telah berhasil mengurangi emisi sebesar 555.339 ton CO2 dengan menggunakan biomassa di 18 PLTU, menghasilkan 509,54 GWH energi bersih.

"Selama tahun 2023, PLN Indonesia Power berhasil mengurangi emisi karbon dengan meningkatkan penggunaan biomassa sebagai pengganti batubara," kata Edwin.

PLTU yang telah menerapkan cofiring hingga tahun 2023 termasuk PLTU Suralaya 1-4, Sanggau, Jeranjang, Suralaya 5-7, Lontar, Labuan, Pelabuhan Ratu, Adipala, Suralaya 8, Asam-asam, Sintang, Barru, Berau, Pangkalan Susu, Holtekamp, Bengkayang, Labuan Angin, dan PLTU Ombilin.

Menurut Edwin, penggunaan cofiring merupakan bukti nyata dukungan perusahaan terhadap transisi energi di Indonesia, serta pencapaian target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025.

"Dengan memanfaatkan biomassa, program cofiring ini merupakan langkah konkret PLN IP dalam mendukung transisi energi di PLN Group dan membantu pemerintah mencapai target EBT dalam bauran energi nasional," katanya.

Edwin menambahkan bahwa program cofiring menggunakan berbagai jenis bahan baku, seperti serbuk gergaji, cangkang sawit, kepingan kayu, sampah, dan limbah uang kertas. Hal ini tidak hanya menciptakan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga ekonomi, dengan masyarakat dapat berperan dalam menyediakan biomassa, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan.

"Dalam mengamankan pasokan biomassa, PLN IP juga bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat lokal, untuk menciptakan Indonesia yang bersih, mandiri secara energi, dan meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG)," ujar Edwin.

Edwin menyatakan bahwa keberhasilan program cofiring ini hanya awal dari upaya PLN Indonesia Power dalam menerapkan transisi energi, dan bahwa perusahaan akan terus berupaya mempercepat proses transisi energi di Indonesia.

"Kami sedang merancang berbagai program pengembangan EBT di sektor kelistrikan untuk mencapai target transisi energi dan menjadikan PLN sebagai pelopor transisi energi," tambahnya.

Halaman :

Terkini